SMASGA, Dari Botol Kosong Menuju Juara Umum

Seluk beluk lahirnya SMA Negeri 1 Tenggarang Bondowoso 

Belum afdhol rasanya jika ngaku warga SMA Negeri 1 Tenggarang tulen, sementara jawabannya "tidak tahu", "kurang paham", atau "lupa" ketika ditanya sejarah berdirinya sekolah yang fenomenal ini.

Bermula dari tahun 1959 ketika pertama kali didirikan oleh Yayasan Gotong-Royong, dengan nama SMA Bondowoso yang berada di Jln. A. Yani. Sekolah ini dulunya disebut "SMA Botol Kosong" karena berdiri berdasarkan hasil penjualan botol kosong oleh warga. Selang 7 tahun beroperasi, SMA Botol Kosong berubah menjadi SMA Negeri dan pindah ke Jln. KH. Wahid Hasyim 41 Bondowoso, yang sekarang menjadi gedung SMEA. Pada saat itu, SMA ini dijuluki "SMA A-B-C", mungkin karena siswanya banyak dan kelasnya dibagi menjadi 3 (A, B, dan C). Belum genap satu dasawarsa di daerah ini, sekolah ini dipindah untuk yang terakhir kalinya di Jln. Raya Situbondo 96 Tenggarang, Bondowoso atas SK Pemerintah untuk mendirikan SMPP (Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan). Kemudian SMPP berganti nama lagi menjadi SMA Negeri 3 Bondowoso pada tahun 1985-1986. Pada tahun 1997, SK Pemerintah kembali turun untuk peggantian nama SMAN 3 Bondowoso (SMAGA) menjadi SMU Negeri 1 Tenggarang atas dasar pemekaran wilayah desa Tenggarang menjadi kecamatan. Setelah tujuh tahun menyandang nama SMUN 1 Tenggarang, SK Pemerintah kembali turun menggantikan nama menjadi SMA Negeri 1 Tenggarang (SMASGA). Ternyata, SMA ini berusaha untuk tetap muda dengan berkali-kali berganti nama.



Kini, ribuan prestasi telah diraih oleh SMA Negeri 1 Tenggarang. "From Zero to Hero" merupakan gelar yang tepat bagi SMA "Botol Kosong" ini.